Cute Onion Club - Onion Head

template

22 November 2009

lanjutan novel

“ya nggak lah, diantara kita kan nggak ada yang naksir sama kill , kecuali ada lain cerita .” celetuk Lucia masih membekap mulut Shira “iya, benar kan ya?” Sambung Shira setelah melepaskan tangan Lucia dari mulutnya. Aya terlihat memikirkan sesuatu seperti hanya tinggal raganya saja. “hai, kenapa kamu melamun seperti itu?” sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Aya. “eh,,oh,, ya ada apa?” jawab aya setelah tersadar beberapa menit dari lamunannya. “ah, sudah lupakan saja . tidak ada gunanya membicarakan masalah seperti ini.” Lanjut Shira yang sepertinya sudah sangat bosan dengan pembicaraan ini.”tiba-tiba nafsu makanku hilang. Lagipula waktu istirahat juga sebentar lagi habis, mending kita balik ke kelas aja. Habis ini aku ada pelajaran guru killer Bahasa Inggris.” “iya deh,aku ikut.” Lucia langsung menarik tangan Aya dan mengikuti Shira berjalan keluar ke kantin. Matahari sudah mulai semakin tinggi , teriknya dengan heboh bisa membakar lapisan-lapisan sel kulit yang ada di lapisan kulit epidermis. Ok, tidak perlu membicarakan biologi. Murid-murid yang dari tadi memang sudah menunggu dentingan bel sekolah yang memberikan tanda bahwa mereka dapat bebas dari neraka tingkat ke tujuh, dan boleh kembali lagi ke dunia, namun mereka belum menemukan pencerahan. Setelah ditemukan ada murid yang tidur di dalam kelas, membaca komik, memainkan handphone mereka dari permainan yang wajar sampai tidak wajar dan masih banyak lagi, bahkan ada murid yang berfoto-foto ria dengan teman mereka. Tapi ada seorang gadis yang duduk di barisan paling depan masih menyimak gurunya dengan penuh perhatian dan mencacat segala macam yang dituliskan gurunya di papan tulis ataupun yang diucapkan gurunya yang masih menghadap papan tulis. Tidak heran murid-murinya menjulukinya sebagai guru`talk with board` karena dia selalu menerangkan pelajaran masih denagn posisi menghadap papan tulis. Jadi jarang-jarang ada gadis seperti aya , ya. Gadis yang masih memperhatikan setiap kata yang diucapkan gurunya dan mencatat semua itu dalam buku catatannya dengan rapi tanpa kesalahan sedikitpun . Tiba-tiba bel pulangpun berbunyi , aya agak terperanjat karena kaget , teman-temannya yang memang sudah daritadi menunggu . segera berhamburan keluar dari ruang kelas , dia yang terakhir merapikan buku-buku pelajaran yang ada di atas mejanya . Saat keluar dari kelas , Iphonenya yang masih di silent bergetar. Dilihat dilayar hapenya tertera Lucia-chan . segera diangkat telpon dari Lucia ”ada apa? ... baru keluar kelas ...tadi beresin buku...iya tunggu.” dia mengakhiri sambungan teleponnya . tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya dari belakang . Iphonenya hampir terlepas dari tangannya dan segera dia menangkapnya sambil dalam hati memaki-maki orang yang menabraknya . ”maaf aku tidak sengaja.” ucap orang yang baru menabraknya. Dengan marah dia membalikkan tubuh dan melihat siapa orang yang telah menabraknya. Selama beberapa detik dia terlihat tidak percaya . kembali dia mengerjapkan matanya dan akhirnya dengan posisi nggak jelas ”oh nggak papa, mungkin memang aku yang kurang hati-hati.” aneh sekali, setelah melihat orang itu , bukannya rencana awal yaitu memakinya malah jadi baik sama orang itu , jantungnya juga berdegup nggak karuan , nggak bisa dijelasin alasan dari semua ini . orang yag sekarang ini benar-benar ada di depannya . dia itu killa , ya . orang yang tadi baru saja dia dan teman-temannya bicarakan di kantin. ”sekali lagi maaf ya , maaf aku buru-buru , sampai jumpa.” kata orang itu sambil berlari mengejar dua orang yang telah berjalan di depan . Ntahlah , jantungnya masih berdegup . apa artinya kata tadi ? sampai jumpa . apa dia ingin bertemu dengan Aya lagi. Pipinya terasa panas , pasti mukanya sudah berubah warna . semua pikirannya sekarang berhamburan karena Iphone yang ada di tangannya sekarang berteriak minta diangkat . tanpa melihat siapa yang meneleponnya langsung diangkat .” iya . aku sebentar lagi sampai .” seperti dugaannya , yang menelepon tadi adalah lucia yang sudah jenuh menunggu dan marah-marah di telpon. Lucia masih menunggu Aya diamping mobilnya ambil terus melihat jam. Shira yang juga sedang menunggu seedang asik bermain game tanpa peduli Lucia yang sudah mulai naik darah karena sudah bosan menunggu . Setelah beberapa saat memperhatikan Lucia yang sudah mulai kebakaran jenggot . shira akhirnya angkat bicara ,”paling sebentar lagi datang , kita tahu kan kalo aya paling anti sama yang namanya telat , mungkin gara-gara ada urusan yang sangat penting dan tidak bisa ditunda lagi sehingga dia harus menyelesaikan masalahnya dulu dan dengan terpaksa terlambat menemui kita .” ”ya tapi ini udah telat 10 menit lebih tiga detik, pasti sekarang bedakku sudah luntur .” ”kenapa kamu selalu mementingkan hal yang seharusnya tidak penting, kamu nggak pake bedak sehari juga kulitmu nggak bakal panuan.” ”tapi kan...” ”tuh orangnya udah dateng.” potong shira . Dari seberang lapangan terlahat aya berlari-lari menuju arah lucia dan shira . ”hai, mafaakan aku ..” sambil mengatur napasnya yang masih tak beraturan ”kita sudah tidak punya waktu , cepat naik mobil.” potong Lucia sambil membuka pintu depan mobilnya dan masuk. Shira hanya menggelengkan kepala dan menyusul Lucia masuk mobil. Sedangkan Aya memasuki mobil setelah beberapa saat melihat orang yang baru saja tadi menabraknya, bersama kedua temannya sedang tertawa terbahak-bahak dan masuk ke dalam mobil. ”kita mau kemana ?” tanya Shira sambil memperhatikan Lucia yang sedang menyetir mobil . ”kemana ya?” jawab Lucia sambil mengetuk-ketukkan telunjuknya di dagu . ”ha? Jadi kamu ternyata belum punya tujuan, setelah apa yang kamu lakukan padaku dan pada Aya?” sambar Shira dengan muka dongkol ”emangnya aku ngapain kamu?” ”sudahlah, kalian berdua. Selalu mempermasalahkan hal yang tidak penting. Membuang waktu.” potong aya sambil melihat jalannya . ”sebenarnya aku punya tujuan sih.” ”kemana ?” tanya Shira sumringah ”aku coba tebak. Toko baju dan salon.” jawab aya sambil mencari lagu yang akan dia putar di MP3nya ”yapp. Seratus lima puluh lima buat kamu.” sambil menjentikkan jarinya ”nggak ada tempat yang lebih bergunakah?” tukas Shira seolah ingin menentang semua kebijakan yang telah dibuat Lucia yang memang sama sekali tidak bijak ”silahkan usul.” ”tempat game.” ”yah.. itu sih buat kamu sendiri.” ”daripada kita berantem, mendingan biar Aya aja deh yang nentuin kemana kita akan pergi.” ”tanpa tanya, kita sudah tahu dia bakalan minta ke toko buku.” ”ayo! Mending liatin buku deh daripada membau berbagai macam krim yang menyengat di salon.” ”akhirnya Shira sudah sadar pentingnya buku.” ujar Aya yang daritadi hanya diam. Semua yang di dalam mobil jadi diam , sibuk dengan urusan masing-masing. Lucia yang sedang konsentrasi ke arah jalan karena dia yang mengemudi , tapi sambil sms juga. Aya dengan MP3 kesayangannya yang tidak bisa ditukar dengan uang 5 milyarpun karena memang tidak ada yang mau menukar . dan Shira masih sempat chatting sambil cekikikan kayak orang gila dengan notebook yang dia bawa. Tiba-tiba, Shira memecah keheningan diantara mereka bertiga , ” heh, kalian ntar malem online ya.” ”tanpa diminta biasanya aku juga udah online.” ”yah.. kalo kamu sih aku tahu , yang aku maksud itu Aya. Gimana , ntar malem bisa nggak?” ”hmm.. gimana ya? PR buat besok sih udah aku kerjain semua, tapi ulangan biologi besok lusa. Aku harus memantapkan apa aja yang sudah kupelajari kemarin-kemarin. Jadi, mungkin aku akan online sebentar.” ”sudah kuduga, itu jawabanmu . tapi lumayanlah , daripada nggak sama sekali.” Setelah sampai di depan salah satu mall terbesar , Lucia segera menuju tempat partkir dan memarkirkan mobilnya. Sudah terlihat perkembangan yang cukup pesat yaitu cara memarkIrkan mobilnya sendiri . karena dulu pernah pada saat pemarkiran mobil , terjadi tragedi senggol menyenggol dengan mobil lain, sungguh ironis sekali. Toko buku yang mereka datangi cukup ramai, kebanyakan yang datang adalah anak SMA seperti mereka yang hanya numpang lihat-lihat buku apa yang sedang in atau juga mungkin ingin membeli buku pelajaran sebagai buku referensi disamping buku sekolah yang sudah ada , tentu saja orang yang banyak membeli buku referensi adalah orang-oramg yang berpegang teguh dengan semboyan atau kata bijak `buku adalah gudang ilmu` atau `buku adalah jendela dunia` dan yang namanya gudang itu pasti menyimpan banyak isi yang harus dimanfaatkan salah satu contohnya adalah Aya, salah satu penggila buku yang sudah tidak diragukan lagi . Shira dan Lucia yang sedang mencari buku yang diinginkan masing-masing di rak buku agak jauh dari tempat Aya sedang berdiri sedang mencari buku yang diiginkan masing-masing. Shira, walaupun tomboy tapi dia gemar membaca novel indonesia yang bernuansa cinta, tapi karena dia adalah salah satu tipe orang yang malas, maka dia mencari novel yang halamannya kurang dari 300 halaman . agar cepat selesai dan katanya. Lucia, yang memang dari sananya sudah tidak terlalu ngeh sama yang namanya buku , tapi nggak tau bisa pinter darimana. Dia langsung sigap berdiri di depan jejeran berbagai merk majalah yag ada di toko itu dan setelah menemukan yang covernya menarik langsung dibeli tanap pikir panjang, bisanyanya yang dibeli adalah majalah wanita yang isinya baju-baju terbaru anak muda yang sedang trend. Setelah menemukan buku yang dicari masing-masing, mereka bertiga berkumpul di kasir dan melihat bawaan satu sama lain , Aya tentu saja yang membeli paling banyak , mulai dari buku pelajaran biasa hingga kamus-kamus berbagai bahasa dengan halaman yang bisa bikin mata bengkak kalau dibaca semalaman. Shira cuma membeli tiga buah novel indonesia. Dan yang terakhir Lucia, sudah diduga dia membeli majalah wanita dengan berbagai macam make up dan baju terbaru. ”hmm, habis ini kita kemana ?” tanya Lucia yang sudah berhasil mengeluarkan mobil dari tempat parkir. ”kita pulang saja.” Aya sambil melihat jam biru yang melingkari pergelangan tangannya ”baiklah, aku juga sudah capek.” celetuk Shira sambil menyenderkan badan ”huh, akhirnya sampai rumah juga. Enaknya ngapain ya ?” Shira sehabis melepas sepatu dan berganti baju . Sebenarnya tanpa bertanya pada diri sendiri seperti itu, dia sudah tau apa yang akan dia lakukan setelah ini . ya benar, chatting. Kegiatan sehari-harinya yang nggak pernah absen sama sekali. Dia segera ambil notebooknya dan segera memasukkan nickname dan passwordnya. ”selesai.” sambil menekan enter. ”wah-wah.. banyak sekali yang online , haha dia online.” Chat pun berlangsung Nino : hallo Shiro : hallo Nino : haha, baru online ni. Kemana aja? Shiro : haha, baru main sama temen ke mall Nino : ha? Aku juga disana tadi , ini masih dijalan. Shiro : wahwah.. kebetulan banget, tapi nggak ketemu. Nino : kamu ini aneh, kalau ketemu juga nggak bakalan tau, kan kita belum pernah ketemu Shiro : hoho.. iya juga ya. Nino : aneh juga, kita kan satu sekolah . kenapa kok sulit ketemu . Shiro : yah, tau sendiri. Istirahat kurang lama. Nino : iya benar.. Aku off dulu ya , mau mandi dulu Shiro : okok. Nino : ntar chat lagi ya. Bye Nino is now offline Shira yang sudah merasa lelah menatap layar notebook , segera pindah ke layar TV . menonton Drama Korea kesukaannya dan tidak lupa sambil bawa cemilan . tiba-tiba ada yang mencet bel pintu . “ah. Mengganggu saja .” sambil mematikan dvd Shira segera lari menuruni tangga .dan membukakan pintu . ternyata yang datang Ibu-Ibu yang masih bisa dibilang cantik dan anak laki-lakinya yang cukup menarik. Mungkin ini yang dimaksud peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya . ”mamanya ada ?” kata tante itu ramah. ”eh-oh, ada . silahkan masuk . silahkan duduk, sebentar saya panggilkan.” baru Shira memutar badan untuk memanggil mamanya , malah mamanya sudah keluar dengan wajah sumringah dan langsung berpelukan seperti teletubies dengan tante itu.

25 October 2009

Kelanjutan novel

setelah aku menulis yang pertama. Pengen tak lanjut . Tp waktu belum mengijinkan . Setelah masuk sekolah baru . Banyak tugas yang antre tak krjain . Sampai jarang banget duduk di depan komputer dan ngluarin semua yang udah tak pikir . Nggak tau deh , tinta printerku udah kering apa belum . Penghambat yang lain juga . Inspirasiku lari kemana-mana . Yoes.. Tunggu aja kelanjutannya .

14 January 2009

kobb

Dari tadi cewek dengan rambut sebahu itu sedang dengerin MP3 kesayangannya, terlihat bibirnya yang sedang bergerak-gerak menghafalkan lirik lagu yang ia dengarkan, sesekali terlihat dia sedang menengok kanan dan kirinya seperti sedang menunggu seseorang.
“aduh, kemana mereka berdua, selalu kebiasaan jam segini pada belum datang.” Keluhnya sambil menengok jam tangannya.
“hai.” Teriak seseorang cewek yang tiba-tiba muncul sambil berlari dari gerbang sekolah.
“dari mana aja sih kamu, kamu nggak punya jam ?” celetuk cewek itu asal karena terlalu lama menunggu.
“iya deh maaf, tadi nggak ada angkot jadinya aku telat deh.” Jawabnya sambil terengah-engah mengumpulkan nafas.
“aduh, alas an kamu nggak masuk akal banget sih, memangnya kita udah berteman sejak kapan, kamu kira aku nggak tau kebiasaanmu. Kamu kan nggak suka naik angkot, mungkin kalau alasanmu bangun kesiangan, aku masih bakal percaya.” Tukas cewek itu panjang lebar.
“yah katauan, abisnya tadi malem lagi asiknya chat sama temen-temen, kalau offline kan nggak seru, jadinya aku begadang deh sampai jam 2 pagi.” Jawabnya jujur sambil cengar-cengir.
“dasar maniak chat, kalau udah kayak gini kamu pasti belum belajar buat ulangan bio kelasmu nanti.”
“iya sih,eh tunggu dulu, darimana kamu tahu kalau kelasku hari ini ada ulangan bio ?”
“dari lia, dia tadi malam ke rumahku terus pinjam catatan biologiku, makannya aku tahu.”
“pasti kamu pinjamin buku dia ada maunya kan ? pasti kamu mau minta bocoran soal ulangan bio kan?”
“huh, enak aja kamu. Nyari bocoran itu hal yang nggak baik, tidak patut untuk delakukan, mendingan hasilnya jelek tapi hasil usaha kita sendiri.” Ucapnya sambil membenarkan letak kacamatanya.
“iya, tau deh yang anak super rajin mana mungkin nyari bocoran soal.” Jawabnya sambil cengar-cengir lagi.
“ok. Akhirnya kamu tahu juga.”
“hahaha, jangan sensi gitu donk.” Ujarnya sambil lihat kanan kiri.
“kamu nyari apa ?”
“dari tadi aku nggak lihat anak selain kita berdua yang ada di luar, pada kemana sih ?”
“aduh, kita keenakan ngobrol sampai nggak dengar bel sekolah yang cukup keras menyadarkan kita kalau sekarang itu uda jam tujuh lebih lima menit dan artinya kita udah masuk dan lebih parahnya lagi kalau.”
“stop! Aku nggak sempet dengerin ceramah kilatmu, mendingan sekarang kita lari ke kelas dari pada disuruh bersihin WC sekolah yang baunya kayak ketiak kucing.” Potong cewek itu cepat
“yaudah, aku duluan ya shir.”
“ati-ati ya.”
Mereka berdua lari ke kelas masing-masing dengan harapan guru-guru mereka yang sangat amat mempesona sampai kucing aja klepek-klepek belum datang ke kelas dan akan memberi uang ups,, maksudnya memberi hadiah yang nggak akan pernah terlupa oleh murid-murid mereka.

Di saat murid-murid sedang duduk dengan baik dan mendengarkan guru mereka menerangkan pelajaran ataupun sekedar duduk dan membaca koran dan menyuruh murid mereka untuk mengerjakan soal-soal di buku yang kata sebagian murid bikin merusak mata dan putusnya saraf-saraf otak mereka karena terlalu dipaksa untuk mengerjakan soal yang mematikan. Namun, sebagian murid lagi berpendapat kalau otak kita ini perlu diasah dengan cara mengerjakan soal-soal agar fungsi otak tetap terjaga dan tidak akan pernah terjangkit virus kebodohan yang menurut mereka lebih parah dari sakit jiwa. Tapi di lapangan tengah terlihat seorang cewek berambut panjang tergerai dengan wajah cantik yang membuat laki-laki tak berkedip itu tengah memandang puncak tiang bendera dengan sikap hormat yang sama sekali terlihat tidak menghormati.
“aduh, sial banget aku hari ini. Panas-panas gini aku pake telat , udah yang ngajar nggak asik lagi. Masa baru telat 20 menit udah dihukum dengan hukuman tida manusiawi kayak gini, coba aja kalau Shira sama Aya nggak ngajak aku masuk sekolahan ini.” Keluh gadis itu sambil mengelap keringat yang mulai mengucur dari dahinya dan membuat berbagai macam jenis make up yang ia pakai luntur menjadi satu.
“hei luci, sedang apa kamu? Ayo cepat bersikap hormat lagisampai jam pelajaran saya selesai, kalau kamu tidak mau, akan bapak ganti hukumannya menjadi lebih ringan, bagaimana ?” teriak seseorang berkumis yang melongok dari salah satu kelas yang berada di pinggir lapangan tengah dengan mengacung-acungkan jari telunjuknya dan melotot dengan ganas.
“ehm, tidak pak, terima kasih yang ini saja saya sudah cukup.” Jawabnya dengan senyum yang dipaksakan, karena ia sudah tahu yang dimaksud guru itu lebih ringan adalah memotong rumput-rumput yang berkediaman di halaman sekolah bagian belakang yang tingginya sudah mencapai 25 cm, karena tidak pernah dicabut ataupun dipotong berabad-abad dan tentu saja semua itu akan membuat semua menjadi lebih buruk.
“oh, kalau begitu lanjutkan.” Kata orang itu sambil kembali masuk ke dalam ruangan kelas dan menutup daun pintu dengan ganas pula.
`aku juga tahu, dasar guru killer! Nggak tahu apa kalau muridnya sudah banyak tugas dan masalah di sekolah ini malah disuruh melakukan hal yang tidak bermanfaat seperti ini` umpat gadis yang bernama lucia itu dalam hati
Ting….ting….ting
Bel bunyi pelajaran jam pertama pun telah dibunyikan dan berarti berakhirlah sudah derita yang dialami aleh lucia pagi tadi. Dengan riang dia langsung menuju kelas yang berada di paling pojok dekat dengan taman sekolah.
Saat dia sampai di depan kelas itu ternya murid-muridnya belum keluar dan ada seorang gadis dengan rambut sebahu memakai kacamata yang sedang mendengarkan MP3 duduk di kursi di depan kelas.
“hoi!” teriak Lucia sambil mengagetkan gadis itu.
“hmm.”jawab gadis itu malas.
“yah kok nggak kaget ? “ sambil menunjukkan ekspresi wajah yang kecewa.
“kamu udah sering gituin aku, tupai nggak akan jatuh di lubang yang sama buat yang kesekian kalinya dan aku juga nggak akan kaget lihat kamu melakukan hal nggak penting.” Ujar gadis berkacamata itu sambil memandang wajah lucia lekat.
“O.K, memang harus kuakui kalau kamu itu memang tidak mudah dikerjain, atau seenggaknya kamu berpura-pura kaget gitu, agar menyenangkan aku.” Balas Lucia memandang balik.
“itu juga termasuk salah satu hal yang tidak berguna jika aku lakukan.”
“kamu memang penuh dengan perhitungan.” Jawabnya lagi.
Mereka berdua menghentikan percakapan mereka saat melihat seorang gadis keluar dari dalam kelas, kemudian disusul dengan murid lain yang keluar dan mereka sedang membicarakan sesuatu sambil marah-marah sendiri.
“hei guys,” sapa gadis itu sambil berjalan mendekati mereka berdua.
“hei shir.” Balas merela berdua kompakan
“ke kantin aja yuk, laper banget ni aku.” Ajak gadis itu sambil menarik tangan kedua temannya.
“ayo!!” jawab Lucia dengan penuh semangat.
Mereka bertiga segera pergi menuju kantin sekolah. Mereka berjalan melewati koridor sekolah dengan tertawa-tawa membicarakan sesuatu terkecuali Aya, dimapapun dan kapanpun Aya berada MP3 selalu berada di teliganya kecuali ada hal yang penting dan sangat perlu untuk didengarkan, maka dengan sigap ia langsung duduk manis dan mendengarkan seperti anak kucing yang akan diberi ikan asin.
“hei!” panggil seorang gadis yang tengah duduk di salah satu kursi kantin dengan semangkok bakso dan segelas es teh segar.
Merasa dirinya dipanggil, Lucia, Aya dan Shira lansung menghampiri gadis itu.
“ada apa cin?”, Tanya Lucia langsung ketika telah berdiri di depan gadis itu.
“wah..wah.. udah denger gosip baru belum ?” tanya cewek bernama cindy itu.
“emangnya ada gosip apaan sih ?” timpal shira langsung yang memang udah jadi salah satu fans dari gosip.
“kalian itu selalu membicarakan hal yang tidak berguna.” Sambung aya yang merasa telah membuang waktu dengan percuma hanya untuk mendengarkan berita yang belum tentu faktanya.
“jadi, beneran nih nggak mau tau ?” ujar cindy sambil menatap mereka bertiga bergantian.
“aku mau !” celetuk Lucia dan Shira bersamaan, sedangkan Aya hanya memalingkan badan tak acuh.
“O.K, jadi gosip kali ini ada peminatnya walaupun ada beberapa orang yang nggak mau dengar, tapi whatever lah.”
“kak killa sekarang jomblo.” Celetuk cindy sambil mengacung-acungkan sendok yang ada di tangannya.
Setelah mendengar berita itu shira dan Lucia saling pandang nggak percaya, sedangkan Aya yang tadinya nggak tertarik sama gosip yang diucapkan cindyakhirnya ikutan nimbrung walaupun gayanya masih sedikit tak acuh untuk menutupi gengsinya sebagai salah satu penolak adanya gosip.
“hmmm, kamu tau berita kayak gitu darimana?” Tanya Shira yang sejak tadi terlihat penasaran.
“pokoknya dari sumber yang terpercaya.” Jawab Cindy bangga
“siapa ?” Lanjut Lucia
“ya rahasia produsen lah. Kalau sampai udah pada tahu sumbernya jadi nggak seru !!.”
“yaudah deh, lagipula berita ini nggak penting kan buat kita.” tukas Lucia sambil melirik ke arah Shira dan Aya.
“ya.. betul banget. yang namanya berita seru itu kalo tiba-tiba ada gosip yang bilang kialo rambutnya Justin Timberlake jadi reggae.” ucap Shira sambil disusul dengan ketawanya yang berlebihan sampai dilihat seisi kantin yan mulai merasa terganggu dengan suara tawanya. Lucia yang udah nggak tahan dilihatin orang banyak langsung dengan sigap membekap mulut Shira.
“yah.. terserah kalian aja deh, tapi siapa tau kalo gosip ini bisa berguna buat kalian.”
"menurutku nggak bakal berguna deh."